Sebagaipenganut madzhab Syafi'i di Indonesia, sudah sepantasnya kita mengetahui apa saja kitab-kitab penting karya Imam Syafi'i dan kitab-kitab buah karya ulama Syafi'iyah. Karena dalam mempelajari fikih, cara terbaik adalah dengan menguasai fikih madzhab di negeri masing-masing [1]. Karya Besar Imam Syafi'i Imam Syafi'i telah menghasilkan beberapa karya tulis, di antaranya: 1
لِلإِمَامِ الشَافِعِيِّ المُتَوَفَّى سَنَةَ ٢۰٤ هـ فيِ عِزَّةِ النَّفْسِ Imam Syafii Wafat 204 H Tentang Kemuliaan Jiwa وَعَيْنُ الرِضَا عَنْ كُلِّ عَيْبٍ كَلِيْلَةٌ كَمَا أَنَّ عَيْنَ السُخْطِ تُبْدِي المَسَاوِيَا وَلَسْتُ بِهَيَّـابٍ لِمَنْ لاَ يَهَابُنِي وَلَسْتُ أَرَى لِلْمَرْءِ مَا لَا يَرَى لِيَـا فَإِنْ تَدْنُ مِنِّيْ تَدْنُ مِنْكَ مَوَدَّتِي وَإِنْ تَنْأَ عَنِّيْ تَلْقَنِيْ عَنْكَ نَائِيَــا كِلَانَا غَنِيٌّ عَنْ أَخِيْهِ حَيَــاتَهُ وَ نَحْنُ إِذَا مِتْنَا أَشَدُّ تَغَانِيَـــا Terjemahan Pandangan penuh cinta itu buta terhadap segala cela. Sebagimana pandangan penuh kebencian juga selalu jeli terhadap segala cela. Aku tidak takut kepada orang yang tidak takut kepadaku. Aku tidak memandang kepada seseorang selama ia tak memandangku. Jika kau mendekatiku, maka kasih sayangku pun mendekatimu. Dan jika kau menjauhiku, maka kau akan mendapatiku jauh darimu. Semua dari kita terlepas dari kehidupan saudaranya. Lebih-lebih lagi jika kita telah meningal dunia nanti. Syarah / Penjelasan dan Kesimpulan 1- Maksud dari bait pertama adalah bahwasannya orang yang hatinya penuh cinta terhadap seseorang, matanya seakan-akan buta sehingga ia tak bisa melihat aib ataupun kekurangan pada orang tersebut, demikian pula sebaliknya, orang yang hatinya penıuh kebencian terhadap seseorang, akan selalu melihat aib atau sisi buruk dari orang tersebut, ia seakan-akan buta hingga tak dapat melihat kebaikan yang ada pada orang yang ia benci tersebut. Maka sebaik-baik seseorang adalah bersikap netral dan selalu Insaf dalam bersikap; tidak berlebihan dalam mencintai, tidak pula berlebihan dalam membenci. Seperti kata pepatah أَحْبِبْ حَبِيْبَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ تُبْغِضَهُ يَوْمًا مَا أَبْغِضْ بَغِيْضَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ تُحِبَّهُ يَوْمًا مَا Cintailah orang yang kamu cintai itu sewajarnya saja, karena bisa jadi suatu hari ia akan menjadi orang yang paling kamu benci.. Bencilah orang yang kamu benci itu sewajarnya saja, karena bisa jadi suatu hari ia akan menjadi orang yang paling kami cintai.. 2- Pada bait kedua Imam Syafi’i menyebutkan bahwa beliau tidak memandang’ seseorang yang tidak memandangnya’, maksudnya adalah beliau tidak akan menghormati orang yang tidak bisa menghormati orang lain. Demikian pula beliau tidak akan mengasihi orang yang tidak bisa menunjukkan cinta kasihnya kepada orang lain. Artinya di dalam hidup ini kita harus saling menghormati dan mengasihi. Janganlah kita mengharapkan penghormatan dari orang lain sebelum kita menghormati orang lain. 3- Maksud dari bait terakhir ini adalah bahwasannya pada dasarnya di dunia ini tiap orang itu bertanggungjawab atas urusannya masing-masing, tidak ada orang yang bisa sepenuhnya bergantung kepada orang lain. Walaupun manusia bisa saling tolong menolong, namun ada kalanya mereka harus berdiri di atas kaki sendiri’. Begitulah keadaan manusia di dunia. Adapun di akhirat nanti suasananya akan lebih sulit lagi karena semua orang benar-benar hanya akan berdiri di atas kakinya sendiri, sehingga tidak bisa lagi kita mengharapkan pertolongan dari orang lain. Karena itu kita hendaknya mempersiapkan bekal untuk menuju ke akhirat nanti sebaik mungkin. Syarah/ Penjelasan dan Kesimpulan: Imam Syafi'i rahimahullah mengibaratkan proses menuntut ilmu seperti perburuan hewan. Beliau juga mengibaratkan tulisan seperti tali ikatan yang digunakan untuk mengikat hewan buruan agar tidak kabur. Maka alangkah bodohnya bila seseorang malas untuk menulis dalam proses menuntut ilmu karena apa yang tak governorate ˈɡʌvənərət n1. Government, Politics & Diplomacy a province or administrative division2. Government, Politics & Diplomacy the office of a governor3. Government, Politics & Diplomacy the residence of a governorCollins English Dictionary – Complete and Unabridged, 12th Edition 2014 © HarperCollins Publishers 1991, 1994, 1998, 2000, 2003, 2006, 2007, 2009, 2011, 2014
Orangorang itu ada gantinya dan meninggalkan mereka ada ketenangan. Hati juga punya kesabaran buat yang dikasihi meski ia keras hati. Orang yang engkau cintai belum tentu ia mencintaimu jua. Dan orang yang kamu perlakukan baik belum tentu ia baik pula. Apabila tulus dalam berkawan tidak menjadi suatu sifat.
apabila ada pertanyaan yang berbunyi, sebutkan apa saja 6 syarat untuk menuntut ilmu menurut Imam Syafii, maka anda dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan membaca postingan dibawah ini. Informasi tentang 6 persyaratan dalam menuntut ilmu menurut Imam Syafi’I yang tertuang dalam mahfudzot kata kata mutiara arab yang terkenal di kalangan santri pondok pesantren dan menjadi materi dalam mapel PAI Kelas VII 1 SLTP/MTs. – assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh, dalam mapel PAI kelas VII bab VI Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Menjadi Lebih Mudah sub Bab Kandungan ar-Rahman/55 33 serta Hadis Terkait terdapat kata mutiara arab yang disebut dengan mahfudzot. baca Penjelasan Isi Kandungan Surat Ar-Rahman ayat 33 Didalamnya mengandung makna bahwa orang yang hendak menuntut ilmu, menurut Imam Syafi’i perlu persyaratan yang enam ini. Adapun 6 syarat menuntut ilmu menurut Imam Syafi’i adalah kecerdasan,sungguh-sungguh,sabar,biaya,petunjuk guru,dan waktu yang lama. Bagaimana bunyinya kata mutiara mahfudzot dari Imam Syafi’I tentang syarat menuntut ilmu? Mahfudzot syarat Menuntut ilmu Imam Syafi’i Berikut teks arab tulisan latin beserta terjemah artinya dalam bahasa Indonesia لَنْ تَنَالَ العِلْمَ إِلاَّ بِسِتَّةٍ، ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَ بُلْغَةٌ وَصُحْبَةُ أُسْتَاذٍ وَطُوْلُ زَمَانٍ Tulisan teks latin Akhii lan tanaalal ilma illaa bisittatin, saunbikka an tafshiilihaa bibayaanin, dzakaaun, wa hirsun wajtihaadun wa bulghotun wa suhbatul ustaadzi wa tuulu zamaanin Artinya “Saudaraku,engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali setelah memenuhi enam syarat, yaitu kecerdasan, kemauan yang kuat, kesungguhan, perbekalan yang cukup, dan kedekatan dengan guru dalam waktu yang lama.” Catatan, dalam beberapa sumber ada perbedaan kata bulghotun diganti dengan kata dirhamun. baca Kandungan surat Al Mujadalah ayat 11 Dalam buku PAI untuk kelas VII SMP dikatakan bahwa Ungkapan Imam Syafi’i di atas penting diketahui oleh orang-orang yang sedang asyik menuntut ilmu. Cara ini perlu dilakukan agar berhasil. Perlu adanya semangat juang, harus dekat, akrab, dan hormat kepada guru agar ilmunya berkah. Mencari ilmu juga perlu waktu yang lama. Penjelasan tentang syarat menuntut ilmu berdasarkan kalimat mutiara imam Syafii Berikut adalah sedikit ulasan dan penjelasan tentang 6 syarat menuntut ilmu sebagaimana telah dituliskan diatas yang akan diurai satu persatu. ذَكَاءٌ artinya Kecerdasan Syarat pertama yaitu ذَكَاءٌ zakaaun yang artinya kecerdasan. Seorang yang hendak menuntut ilmu disyaratkan memiliki kecerdasan kemampuan untuk menangkap materi pelajaran atau ilmu yang disampaikan, didapatkan dengan pengalaman riset dan lain sebagainya. Tanpa adanya kemampuan menangkap ilmu yang didapat maka akan menjadi kesulitan bagi penuntut ilmu untuk menguasai keilmuan yang di inginkan. حِرْصٌ artinya kemauan yang kuat Dalam mencari ilmu tentu diperlukan semangat dan kemauan untuk menguasai keilmuan yang di inginkan. Apabila tidak ada kemauan yang kuat dari orang yang menuntut ilmu maka kelakuannya untuk mendapatkan ilmu tidak bisa maksimal. Dengan begitu apabila hendak mencari ilmu dan berhasil menguasai materi yang dipelajari maka harus ada kemauan yang sangat kuat dari diri orang tersebut. اجْتِهَادٌ artinya bersungguh-sungguh Selain kemauan yang kuat, komponen yang lain yaitu kesungguhan dalam mencarinya atau bersungguh – sungguh untuk mendapatkan ilmu tersebut. Macam macam cara yang menunjukkan kesungguhan pencarian ilmu seperti rajin belajar, giat mengerjakan tugas, banyak membaca, rutin membuat percobaan dan lain sebagainya. Tentunya semangat dan kemauan yang kuat tidak banyak berarti apabila dalam menuntut ilmu tidak dengan kesungguhan dan bersungguh-sungguh untuk mendapatkannya. بُلْغَةٌ artinya perbekalan yang cukup Kesungguhan menuntut ilmu membuat keniscayaan memerlukan biaya, bagi yang memang hendak menuntut ilmu maka perlu dipersiapkan perbekalan yang memadai. Entah biaya transportasi, uang SPP, dana untuk penelitian, membeli buku dan peralatan maupun ragat membayar guru dan gaji tempat belajar seperti pada sekolah swasta yang relatif tidak murah. Jika perbekalan kurang mencukupi maka proses pencarian ilmu bisa terganggu dan tersendat. صُحْبَةُ أُسْتَاذٍ artinya kedekatan dengan guru Untuk mencapai keilmuan yang bagus maka salah satu cara tercepat yaitu dengan belajar kepada ahlinya. Dengan sering berkumpul dan banyak menemani guru alias sang ahli dalam bidang yang kita pelajari bisa memaksimalkan potensi transfer keilmuan kepada anda. Kira-kira Seperti dalam lagu milik Cak Nun Emha Ainun Najib yang berjudul “tombo ati” dalam rangkaian kalimat wong kang soleh kumpulono dan berkumpullah dengan orang yang soleh. طُوْلُ زَمَانٍ artinya waktu yang lama Apabila memang berniat sungguh sungguh dalam menuntut ilmu maka tidak hanya cukup dalam sehari dua hari seminggu dua minggu, sebulan dua bulan, akan tetapi bertahun tahun. Begitulah informasi tentang syarat menuntut ilmu yang berjumlah 6 menurut Imam Syafi’i yang tertuang dalam kata mutiara mahfudzot arab yang dilengkapi tulisan latin teks arab dan terjemah bahasa wa rahmatullahi wa barakaatuh. Nasihatyang disampaikan Imam Syafi'at begitu mencerahkan kehidupan umat Islam di dunia. Terdapat beberapa nasihat emas dari Imam Syafi'i untuk umat Islam. Diantaranya, ia memberikan nasihat kepada para pencari ilmu. "Bila kau tak mau merasakan lelahnya belajar, maka kau akan menanggung pahitnya kebodohan". (Imam Syafi'i) – Berikut di dalam artikel ini disajikan mahfudzot sebagaimana yang dikatakan Imam Syafi’i. Adapun mahfudzot ini menceritakan pengalaman Imam Syafi’i disaat ia susah menghafal dan mengadukan kepada gurunya. Mendengar ucapan Imam Syafi’i tersebut, gurunya pun berpesan untuk menghindari maksiat walaupun dosa tersebut kecil. Menurut beberapa riwayat, maksiat’ yang dimaksud oleh Imam Syafi’i di sini adalah beliau pernah secara tidak sengaja melihat betis seorang wanita yang pakaiannya tersingkap oleh angin. Baca Juga Apakah Boleh Menikah Di usia 23 Tahun? Ustadz Khalid Basalamah Tidak Ada Alasan untuk Menunda Pernikahan Baca Juga Khutbah Jum'at Terbaru tentang Takwa dan Rezeki, Sesungguhnya Dialah Maha Pemberi Rezeki Maka pelajaran yang bisa kita ambil dari Imam Syafi’i ialah menghindari dosa dan maksiat dalam menuntut ilmu. Berikut mahfudzot yang bersumber dari perkataan Imam Syafi’i قَالَ الْإِمَامُ الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ Telah berkata Imam Syafi’i Radhiyallahu Anhu شَكَوْتُ إِلَى وَكِيْعٍ سُوْءَ حِفْظِيْ فَأَرْشَدَنِيْ إِلَى تَرْكِ الْمَعَاصِيْ Aku telah mengadukan kepada Waki’ lemahnya hafalanku, Maka beliaupun membimbingku untuk meninggalkan maksiat. Baca Juga Mahfudzot Keutamaan Orang yang Berilmu Ajakan untuk Menuntut Ilmu Terkini 74Iaqt.
  • lma4fao4ih.pages.dev/589
  • lma4fao4ih.pages.dev/93
  • lma4fao4ih.pages.dev/943
  • lma4fao4ih.pages.dev/782
  • lma4fao4ih.pages.dev/335
  • lma4fao4ih.pages.dev/322
  • lma4fao4ih.pages.dev/33
  • lma4fao4ih.pages.dev/361
  • lma4fao4ih.pages.dev/975
  • lma4fao4ih.pages.dev/369
  • lma4fao4ih.pages.dev/447
  • lma4fao4ih.pages.dev/114
  • lma4fao4ih.pages.dev/268
  • lma4fao4ih.pages.dev/359
  • lma4fao4ih.pages.dev/68
  • mahfudzot imam syafi i